Pages

Friday, December 3, 2010

My Destiny with a Vampire (Part 3)

*Douzo*

 
Di ruangan itu, aku melihat 4 orang laki2 yang kira2 usianya lbih tua 1 sampai 2 tahun dariku. Ternyata rumah ini berpenghuni. Tapi aku merasakan hal yang aneh dan janggal pada diri mereka masing2. Aku mencoba untuk berdiri tegak.

“Dimana adikku???” kataku tegas.. “…….” Tak satupun ada yang menjawabnya. “Dimana kalian sembunyikan adikku” kataku sedikit berteriak.. Tapi, masih juga tidak ada jawaban. “Kalian bisa mendengar suaraku tidak?? Bisa bicara tidak?? ” kataku berteriak..

“Ssssssttt, anak perempuan jangan berteriak seperti itu. Tidak sopan..” kata seorang laki2 yang membisikkannya ke telingaku.  Serentak aku kaget dan terjatuh.

Dari kapan??? Kapan mereka muncul di belakangku?? Aku melihat 5 orang lagi di belakangku yang terlihat 1 sampai 3 tahun lebih muda dariku. Aku ketakutan, sekaligus mengkhawatirkan keadaan Fuyuki.

“Hey Inoo, kau menakutinya tuch. Kalau kamu salah berbicara dan bertindak, hati2lah dengan pemimpin kita” kata seorang laki2 yang mendekatiku.. “Haha, aku tidak akan ceroboh sepertimu hika” Kata laki2 yang dipanggil Inoo oleh orang yang bernama Hika.

“Hey gadis manis, kemana keberanianmu tadi yang meneriaki kami??? Apa hanya segitu saja??” kata Hika.

Aku ketakutan, dan reflex tanganku mendorongnya dan menghampiri 3 orang yang ada di bagian dalam ruangan.
“Mana adikku??” kataku meneriaki mereka.. Tapi mereka tidak menjawab. Mereka seperti mayat hidup saja. Sedikitpun mereka tidak mau mengeluarkan sepatah katapun.
Aku menerobos masuk di antara mereka. Aku melihat sebuah ruangan tanpa pintu. Aku masuk kesana. Tapi dihalangi oleh salah satu dari 3 orang yang aku terobos tadi.

“Jangan masuk. Mungkin adikmu  sudah tewas dimakan pimpinan??” katanya.. “Hey yuya, biarkan saja dia masuk. Nanti biar ketua saja yang mengurus” kata laki2 bernama hika. “Baiklah, kalau kau berani. Silahkan masuk saja” katanya..

Langkahku terasa berat. Aku sampai di pintu masuk. Tapi aku tidak bisa mengangkat wajahku. Tapi, aku berusaha melakukannya. Dan kulihat sosok mungil Fuyuki di sebuah tempat tidur besar tergeletak. Air mataku mengalir, pikiranku semakin kacau. Aku memikirkan hal2 yang aneh.

Apa dia mati??? Apa dia terbunuh?? Aku mendekatinya. Aku menyentuhnya. Ake merasakan apa dia masih hidup atau tidak?? Tapi aku berharap dia masih hidup dan..

“Tenang saja, dia masih hidup. Aku tidak bisa membunuhnya. Kalau aku membunuhnya itu artinya aku melukaimu” kata seorang laki2 yang tiba2 muncul di belakangku.

“Apa maksudmu?? Kenapa kau ingin membunuh adikku?? Apa salahnya?? Dan siapa kalian sebenarnya??  Lalu sejak kapan kalian ada di sini???” kataku agak menjaga jarak dengannya.

“Pertanyaanmu terlalu banyak untuk aku jawab sekaligus. Yang jelas keluargamu ada hutang denganku.” Jawabnya singkat… “Kalian aneh. Ekspresi kalian seperti bukan manusia. Wajah kalian juga” kataku agak gemetaran.. “Jadi kamu mau apa??” jawabnya singkat lagi..

Dia mendekatiku. Tangan kirinya mencengkram lengan kanannku, dan Jari tangan kanannya menyentuh pinggir bibirku yang terluka. Telunjuk jari kanannya terlumuri sedikit darah di bibirku. Dia menjilatinya. Seketika aku terkejut melihat tingkahnya yang aneh itu. Tadi aku melihat taring panjang di giginya. Aku semakin takut, tubuhku gemetaran.

“Apa yang kau lakukan tadi?? Kau menakutkan sekali.” Kataku semakin gemetaran. “Panggil aku dengan nama Yabu” jawabnya. Dia masih mencengkram lenganku.

“Itai… Itai yo” kataku kesakitan..

Dia hanya memandangku saja. Cengkramannya semakin kuat, aku makin merasakan sakit. Tiba2, dia menciumku. Mencium bibirku yang terluka. Rasanya aneh. Aku berusaha untuk melepaskan diri, tapi sangat sulit.

“Hey yabu, ini sudah hampir 2 jam lewat. Kalau dibiarkan kau bisa saja kehilangan kendali” kata Inoo yang langsung masuk.. “……..” tidak ada jawaban darinya.. Akhirnya aku terlepas dari ciuman dan cengkramannya..

“Apa2 kau tadi tiba2 saja melakukan hal seperti itu..” kataku kesal.. “Sudah diam saja kau!! Kalau kau mau adikmu selamat, ikuti saja perintahku.” Jawabnya tegas… “Buat apa aku harus mengikuti perintahmu!! Memangnya kamu ini siapa?? Seenaknya saja kau mengancam dan menyuruhku untuk menurutimu.” Aku meneriakinya.. Terlihat dia marah. Marah sekali.

“Kau berani denganku ya??” dia marah..  “Kenapa?? Kenapa aku harus takut denganmu” aku berdiri di dekat Fuyuki yang tertidur…  “Kami semua adalah vampire. Aku pemimpin mereka. Jadi apapun bisa kulakukan. Terutama pada adikmu. Kau sangat menyayanginya bukan???” Katanya jelas…

“Sudah lah Yabu, tubuhmu sudah tidak kuat tuh.. Langsung lakukan saja” kata hika yang ada di pintu.. Kini ruangan ini penuh dengan 12 orang di dalamnya. Aku bingung apa maksud mereka.
Aku tidak menyadari Fuyuki sudah tidak ada di tempat tidur itu. Inoo merangkulnya. Adikku dirangkul olehnya..

“Eh?? Mau dibawa kemana adikku.??? Jangan apa2kan dia” teriakku.. “Kalau kamu tidak ingin terjadi sesuatu dengan adikmu. Turutilah perkataanmu..” suaranya mendesis di telingaku.. “Apa itu?? Cepat katakan..” aku mencengkram kerah baju hitam pekatnya..

“Diam saja.. Aku tidak akan membunuhmu. Kalau hanya begini saja, kamu tidak akan mati..”itu yang aku dengar dari laki2 yang mengaku bernama yabu..
Dia mendekatiku, Aku gemetaran. Aku berpikir apa yang akan dia lakukan padaku. Dia memelukku erat. Rasanya sesak dan sakit. Leherku sakit sekali. Aku merasakan darahku seperti  disedot. Lama kelamaan penglihatanku kabur. Dan aku kehilangan kesadaranku.

Esoknya, Aku terbangun. Aku merasa lemas sekali. Kudapati leherku terbalut dan kakiku juga. Aku teringat kejadian kemarin malam. Ternyata itu bukan mimpi.

Aku teringat Fuyuki. Dengan seketika aku bangun dan mencarinya. Tubuhku masih lemah, aku hampir saja terjatuh. Tapi seorang laki2 menopangku..

“Nona, tubuhmu masih lemah, lebih baik nona istirahat saja.” Dia ramah sekali.. Aku menyukai sikapnya… “Siapa??” kataku.. “Oia, maaf!! Aku belum memperkenalkan diri. Daiki namaku.. Salam kenal” senyumnya manis.. “Dimana adikku?? Apa dia baik2 saja??” aku masih mengkhawatirkannya..

“Tenang saja, adik nona baik2 saja kok.. Sekarang dia bersama dengan SEVEN VAMPIRE dan beberapa BEST VAMPIRE di ruang tengah..” katanya..“Tolong antar aku kesana??” pintaku.. “baiklah nona..” jawabnya..

Sampai di depan pintu ruang tengah. Kubuka pintu dan aku melihat Fuyuki terlihat sehat dan baik2 saja. Aku berlari menghampiri Fuyuki dan memeluknya. Air mataku keluar. Ketakutanku agak mereda.. Aku senang melihatnya baik2 saja..

“Neechan.. Kenapa sudah bangun?? Kenapa menangis pula??” tanyanya.. “Kamu baik2 saja kan?? Apa ada yang terluka??” balik menanya.. “Eh? Aku tidak apa2. Seharusnya aku yang bertanya seperti itu. Neechan baik2 saja kan??” tanyanya lagi..

“Aku baik2 saja kok. Aku senang Fuyu tidak apa2” kataku.. “Memangnya aku kenapa? Perasaan tidak terjadi apa2 dech. Malahan Neechan terluka. Untung saja orang suruhan ayah dan ibu datang. Kalau tidak, Neechan pasti sakit sekarang. Katanya mereka ditugasi menjaga neechan disini” katanya seperti itu..
Aku agak shock mendengarnya. Fuyuki mengira mereka semua adalah orang suruhan ayah dan ibu. Kenapa bisa seperti ini. Aku bingung. Bingung sekali. Apa mereka menghipnotis Fuyu?? Ataukah mereka menghapus ingatan Fuyu?? Aku masih bertanya-tanya tentang itu..

“Oia neechan, Hari ini aku mau balik ke rumah. Soalnya besok aku sudah harus sekolah. Awalnya aku tidak mau meninggalkan neechan dalam kondisi seperti ini. Tapi karena ada yang menjaga Neechan, jadi aku bisa pulang dengan tenagn” katanya

“Baiklah, jangan khawatirkan aku. Aku baik2 saja. Kalau Fuyuki pulang, itu malah lebih baik.” Kataku,. “Eh? Napa neechan ngomong kayak gitu?? Gag suka aku disini y???” katanya agak kesal.. “Ee, bukan itu maksudku. Tapi kalau Fuyu pulang itu lebih baik, soalnya Fuyu bisa focus sekolahnya. Begitu….” Kataku menjelaskan..

“Tenang aja nee, aku pasti menepati janjiku untuk rajin sekolah kok. Laki2 tidak boleh mengingkari janjinya bukan??” katanya.. “Hahaha Iia.. memang benar.” Aku tertawa lepas, melupakan kejadian sebelumnya..

Fuyuki sudah pulang, dan aku kembali ke kamarku. Aku sekarang sendirian di rumah ini. Aku manusia seorang diri. Aku masih bingung. Sebenarnya ada hubungan apa mereka semua dengan keluargaku?? Apa mereka mempunyai suatu perjanjian dengan keluarga ku?? Aku masih belum mengerti..

“Lebih baik kau istirahat saja. Kakimu itu agak bengkak. Di samping itu kau kehilangan lumayan banyak darah, mungkin kau merasa agak lemas. Tapi hebat juga kau, bisa bertahan sampai saat ini. Biasanya kalau orang biasa pasti sudah mati.” Katanya yang baru datang dan memeriksa kakiku. Aku dengar Inoo mempunyai ilmu pengobatan. Aneh, kenapa vampire bisa mengetahui ilmu pengobatan.

“Hei, kenapa hanya diam saja?? Kakimu sakit ya??” dia baik. Sama seperti laki2 yang bernama Daiki tadi. “Hmm. Tidak apa2, Aku hanya tidak tau harus bicara apa” kataku pelan.. “Kau bingung ya? Kenapa kau bisa berurusan dengan kami??” Tanyanya.. “Un~, aku sangat bingung. Aku hanya bisa mengira ngira saja.” Kataku masih pelan..

“Wajarlah kamu bingung. Karena kesalahan keluargamu, kau dijadikan alat untuk membayarnya. Kelahiranmu segaja dibuat untuk itu. Kau bukan manusia biasa. Tubuhmu mengalir darah yang tak terbatas dan bisa sebagai penyembuh bagi para vampire. Dan yabu membutuhkan orang sepertimu.” Aku tidak melepaskan pandanganku darinya. Aku masih bingung. Aku masih belum mengerti.

“Memangnya apa kesalahan keluargaku pada kalian?? Lalu apa maksudmu dengan kelahiran yang sengaja??” tanyaku.. “Apa kamu ingat nama Wataru Mizukami dan Reiko Koyama??” dia balik menanyaku..

No comments:

Post a Comment