Pages

Friday, December 3, 2010

My Destiny with a Vampire (Part4)

*DOUZO*


Aku terdiam sejenak. Wataru Mizukami dan Reiko Koyama?? Rasanya nama itu tidak asing di telingaku.
“Aku sepertinya pernah mendengar nama itu, tapi aku tidak yakin siapa mereka.” Kataku..
“Wataru Mizukami itu adalah kakek buyutmu, sedangkan Reiko Koyama adalah temannya. Mereka berdua membuat yabu kehilangan kepercayaan keluarganya. Sebenarnya kami memiliki tempat tersendiri. Kami memiliki wilayah sendiri. Karena mereka, yabu di asingkan keluarganya.” Katanya..

“Kenapa bisa?? Apa yang dilakukan kakek buyutku.??” Tanyaku.. “Mereka menipu yabu. Mereka berpura-pura baik pada Yabu. Mereka memanfaatkannya. Yabu orang yang baik dan gampang percaya dengan orang lain. Waktu itu kakek buyutmu pergi ke wilayah kami, para vampire. Yabu memperkenalkan kakek buyutmu pada orang tuanya. Saat itu yabu seumuran dengan kakek buyutmu. Dia sudah menganggapnya seperti sahabat. Nah, suatu ketika. Kakek buyutmu diam2 datang ke wilayah kami. Dia menghadap ke orang tua Yabu, dan kejadian itu pun terjadi. Kakek buyutmu  menusuk ayah Yabu menggunakan pisau khusus. Hal itu membuat ayah yabu sekarat. Dan gara2 hal itu, yabu disalahkan oleh semua Tetua Vampire, begitu pula dengan ibu dan Kakak laki2nya. Maka dari itu dia diasingkan.” Jelasnya..

“Tidak mungkin.. Tidak mungkin mereka melakukan hal seperti itu..!! Tolong jangan bergurau.. Apa ada bukti??” aku menyangkal semuanya.. “Cih, kenapa kamu tidak percaya?? Kalau kamu mau bukti, kamu bisa lihat di tubuhnya. Bagi siapa saja yang diasingkan akan memiliki sebuah tanda pengasingan. Bagi yang mempunyai tanda itu, kecil kemungkinan untuk bisa kembali. Tanda itu ada di dada sebelah kiri. Semenjak dia diasingkan, dia agak berubah. Dia lebih cepat haus, tapi dia tidak pernah menunjukkannya. Wajahnya yang tenang menutupinya. Tapi dia tidak bisa membohongiku. Tubuhnya tidak kuat kalau berada disini. Keadaan disini dengan Di tempat kami sangat berbeda.” Jelasnya lagi..

“Kau bilang Yabu yang diasingkan,. Tapi kenapa kalian bersamanya?? Apa kalian di asingkan juga??” tanyaku.. “Hm.. Kami tidak diasingkan, tapi kami yang mengasingkan diri. Kami sudah lama bersama-sama. Yabu sering membantu kami. Kami semua sudah menganggapnya sebagai bagian dari keluarga kami. Tapi semenjak di asingkan, yabu agak sedikit berubah. Terutama dengan hika. Mereka berdua hampir selalu bertengkar. Dia juga membencimu. Membencimu dan keluargamu. Hika adalah orang yang paling dekat dengan Yabu. Maka dari itu, ketika kamu tertidur diruang tengah, dia hampir membunuhmu..” jelasnya..

“Begitu ya.. Jadi apa sebenarnya peranku untuknya. Apa aku hanya digunakan disaat dia kehausan saja??” tanyaku.. “kalau itu aku tidak tau. Lebih baik kau yang pastikan sendiri. Tapi kalau menurutmu, kau terus saja berada disampingnya. Karena kau sudah jadi miliknya. Keluargamu sudah menyerahkanmu secara tidak langsung padanya. Tebuslah dosa keluargamu dengan mengorbankan dirimu..” Jelasnya..

 Itu kata2 terakhir yang dia ucapkan padaku. Aku benar2 tidak tau tentang hal ini. Benar2 tidak tau..
Seminggu kemudian,
“Bagaimana kakimu??” tanyanya.. “Sudah baikan kok. Arigatou” aku tersenyum padanya. Aku hanya bisa tersenyum dengan Inoo dan Daiki saja. Karena hanya mereka yang sering menyapaku. “Ayo ikut ke ruang tengah.” Dia menarik tangannku.. “Eh? Untuk apa?? Aku disini saja..” kataku.. “Sudah ikut saja..” pintanya.

Kamipun keruang tengah. Disana semuanya sudah berkumpul kecuali Yabu. Aku duduk dan makan bersama. Aneh ya, kalau vampire makan seperti apa yang dimakan manusia. Tiba2 aku merasakan hal yang aneh. Memang Yabu jarang makan bersama dengan kami, tapi kali ini aku merasakan hal yang aneh..

“Maaf, aku selesai duluan. Gochisosamadeshita..” kataku.. Aku meninggalkan ruangan itu dan pergi ke tempat dimana yabu berada. Aku tidak menemukannya dikamar, tapi aku mendengar suara gemeriik air di kamar mandi. Aku berpikir, tidak mungkin dia mandi saat jam seperti ini. Akupun masuk ke dalam dan aku melihat yabu kesakitan. Tubuhnya berkeringat dan gemetaran. Ini pertama kalinya aku melihatnya seperti ini.

“HEi yabu, ada apa denganmu??” tanyaku khawatir.. “ukhh.. Aku tidak apa2.. Sudah tinggalkan aku saja disini..” suruhnya.. “Kau bodoh. Mana mungkin aku meninggalkanmu dalam kondisi seperti ini.. Tidak aku disini saja” bentakku.. “Kau, ukhh.. Pergi saja.. Jangan disini” dia mendorong tubuhku dengan lemas. “Sudahlah, aku mengerti.. Silakan saja.. Aku akan selalu melakukannya. Karena ini sudah takdirku” aku memeluknya dan menyodorkan leherku padanya..

“Kau yang bodoh. Mau saja aku manfaatkan” Dia mengigit leherku. Seperti biasa sakit. Aku mencengram bajunya.. Beberapa menit aku merasakan sakit di pelukannya.. Hanya beberapa menit.

“Bodoh, coba saja kakek buyutmu tidak berbuat seperti itu. Mungkin kau akan menjalani hidupnya seperti anak remaja lainnya.”  Katanya.. “Hosh.. hosh.. Kalau hal itu tidak terjadi, kita juga tidak akan bertenu kan.. Ini sudah takdirku untuk menjadi sebuah alat untukmu. Aku akan menebus kesalahan keluargaku padamu dengan tubuhku ini.” Kataku yang mulai melemas..

 “Takdir ya.. Kata2 yang tepat untukmu.” Katanya.. “Un~” jawabku singkat.. Lalu dia merangkulku dan membawaku ke keluar. Aku duduk di kasur empuknya. Dia mengambil perlengkapan P3K dan mengobati luka bekas gigitan di leherku. Aku merasakan kehangatan dari kebaikannya.

“Kenapa menatapku seperti itu?? Ada yang aneh ya??” tanyanya.. “Iie, aku hanya memikirkan sesuatu. Tapi kau tak perlu tau. Terimakasih sudah mengobatiku” aku berdiri dan keluar perlahan dari kamarnya.. “Kau merindukan keluargamu ya??” tanyanya kepadaku.. “Siapa yang harus aku rindukan?? Orangtuaku sudah meninggal karena kecelakaan pesawat. Adik dan kakakku sudah mempunyai kesibukan masing2. Kalau merasa kesepian itu sudah biasa untukku.” Kataku dengan sedikit tersenyum tipis..

“Bohong.. Sebenarnya kau masih bisa melarikan diri dariku bukan?? Kenapa kau masih tinggal disini??” tanyanya padaku.. “Memang kesempatan itu ada. Tapi untuk apa aku harus melarikan diri. Kalau aku melakukan hal itu, siapa yang akan membalas kesalahan keluargaku terdahulu. Keputusanku sudah bulat. Aku akan tetap disini” kataku menjelaskan..

“Ternyata memang benar apa yang dikatakan Hika terhadapmu. Kau gadis yang menarik.” Dia mendekatiku yang hendak akan keluar.. “Atashi……??? Menarik….?? Hihihi. Aku ini gadis biasa yang tidak ada manis2nya. Apalagi menarik.. Tangan baru menarik.. hihihi” aku tertawa lepas mendengar perkataannya tadi.. “Kalau menurutmu tangan yang menarik.. Aku akan menarikmu..” dia menarik tanganku. Dan lagi2 dia menciumku.

“Apa yang kau lakukan??” wajahku memerah.. “Ya menciummu.. Apa salahnya?? Bukannya kau yang katakan sendiri bahwa kau akan tetap disini. Berarti kau ingin terus bersamaku bukan??” dia membuatku malu.. Wajahku makin memerah.. Ini pertama kalinya ada seorang laki2 berkata seperti itu padaku..

“Hahaha.. Wajahmu memerah tuh..” katanya.. “Apaan sih. Mukaku memang seperti ini. Lagipula aku disini hanya ingin menebus kesalahan keluargaku. Bukan untuk hidup bersamamu.” Wajahku tambah memerah lagi mendengar kata2nya itu..

“Kalau bukan untuk bersamaku, kenapa tadi mau aku cium??” dia semakin membuatku malu.. “Habisnya… habisnya kau tiba2 saja menciumku..” aduuhh, apalagi ini.. Aku tidak bisa bicara dengan benar.. “Hahaha.. sudahlah.. Mengaku saja kalau kau mau hidup bersamaku..” tambahnya lagi.. “Apaan sih.. udah dibilang nggak.. Kau ini..!! Jangan buat aku salting dong..” kataku..

“Nah loh, kalau memang nggak, kenapa jadi salting.. Hahaha ketauan.. Sudahlah. Ini, aku berikan padamu. Kau tidak boleh menolaknya. Aku serius denganmu.” Dia langsung pergi setelah memakaikn sebuah cincin di jari manisku.. “Hei, apa maksudnya ini?? Lalu kau mau serius apa??” kataku sedikit berteriak.. “Anggap itu cincin pertunangan dariku dan mulai sekarang aku yang akan melindungimu. Aku janji” teriaknya...

Apa?? Cincin pertunangan??. Dia aneh, sifatnya sulit ditebak. Tapi, Dia adalah laki2 pertama yang membuatku salting. Dia juga adalah orang yang membuat wajah ku memerah sampai seperti itu dan membuat jantungku berdetak..   

Malammya.. Aku sudah hampir tertidur. Tapi tiba2 aku terbangunkan oleh sebuah suara yang mengetuk pintu kamarku. Kubuka pintu kamarku dan aku melihat sesosok laki2 yang tidak aku kenal.. Dia mencengram tubuhku.. Seketika aku berteriak.. Cengkramannya sangat kuat. Sakit sekali.
“Ayahku membutuhkan darahmu. Jadi diamlah.” Katanya pelan..

“Tidak, lepaskan aku..” aku berusaha melepaskan diri darinya. “Diam kau..” laki2 ini membentakku dan memukulku hingga aku kehilangan kesadaranku.. “Lepaskan dia..” terdengar suara Yabu yang berteriak tapi agak samar.. “Yabu.. tolong” suaraku melemas dan akupun pingsan..


No comments:

Post a Comment