Event

Always SUPPORT for RYUTARO MORIMOTO from Hey!Say!JUMP

I made this widget at MyFlashFetish.com.

Welcome ^^

YAbu Kota Slide Pictures, Images and Photos

My Destiny with a Vampire (Part 5)

Friday, December 3, 2010
*Douzo*


****POV****

“Aku tidak akan melepaskannya.. Ayah membutuhkan darah gadis ini..” jelasnya.. “Cepat lepaskan dia.. Kondisimu tidak menguntungkan disini.. 10 lawan 1. Apa dayamu melawan” Kataku..

“kau salah, kau yang sekarang ini lebih lemah dari yang dulu. Tanda itu sudah membelenggu kekuatanmu untuk melawanku.. Bodohnya adikku” dia menyindirku.. Sial..

“Jangan sebut aku seperti itu. Kalau kau memang masih menganggapku sebagai adikmu, kenapa waktu itu kau tidak menolongku Jin??” kataku.. “Wahaha, aku merindukanmu memanggilku dengan nama Jin katanya..

“Aku tidak perduli.. Cepat lepaskan miyuki..” aku makin marah dengannya.. “kalau bisa, kejar aku sekarang..” dia melompat dari jendela. Membawa lari miyuki.. AKu berusaha mengerjarkan, begitu pula dengan yang lainnya. Kami mengejar sampai di perbatasan wilayah para vampire. Penjagaanya sangat ketat, tidak ada celah untuk lewat.

Aku panic, aku sangat mengkhawatirkan keadaan Miyuki. Aku terus memperhatikan bagian sekeliling wilayah perbatasan. Pikiranku kacau, aku tidak bisa menemukan celah untuk lewat. Sial..
“Arrghh, kenapa penjagaanya seketat ini sih.. Sialan” kataku kesal.. “Sudah tenaglah yabu, Tenangkan dirimu. Lebih baik kita pikirkan cara untuk bisa melewati penjagaan ini.” Kata inoo yang menghiburku. “Bagaimana aku bisa tenang, sementara Miyuki berada di kawasan vampire. Aku takut dia akan terbunuh kali ini” Aku sangat panic.. “Tidak biasanya kau seperti ini. Bukanya dia itu adalah orang yang membuatmu  diasingkan oleh keluargamu.. Seharusnya biarkan saja dia. Mati juga tidak apa2 bukan.. Dengan begitu dendammu terbalaskan..” Kata hika dengan nada yang agak sinis.. “Diam kau.. DUK..” aku memukulnya.. Ini untuk pertama kalinya aku memukul hika. Padahal dia adalah orang yang dekat dengannku..

“Hei, apa2an kalian ini.. Jangan bertengkar dalam suasana seperti ini.. Sebaiknya kita focus saja untuk menyelamatkan Miyuki..” Kata Inoo yang melerai kami.. “Cih, ternyata kau memiliki perasaan pada gadis itu.. Sampai2 kau berani memukulku..” kata hika sambil mengusap darah di pinggir bibirnya.. “Kau tak tau apa2.. Jadi diamlah..” kataku kesal..

“Suadh hentikan kalian berdua seperti anak kecil saja..” kata daiki yang berdiri di antara aku dan hika.. “Sudahlah hika, kau diam saja.. Kau tidak mengerti bagaimana perasaan Yabu ke Miyuki.. Kau juga tidak tau bagaimana Miyuki sebenarnya bukan?? Karena sikapmu itu, Miyuki pernah menangis.” Inoo menatap Hika dengan tajam..

“Apa maksudmu?? Gadis itu menagis gara2 aku??” katanya heran.. “Sudah biarkan saja dia.. Tidak perlu dijelaskan” kataku yang masih kesal padanya.. “Sudahlah yabu.. biarkan Hika tau.. Begini lo Hika, dia itu sering menangis. Awalnya aku kira karena dia ingin bersama adiknya lagi,  Tapi perkiraanku salah. Dia menagis gara2 kau. Kau sering bersikap jutek, sinis, dan dingin, pokoknya kau seperti orang yang  membencinya.. Dia sering bertanya kepadaku, ‘kenapa hika selalu bersikap seolah-olah dia membenci keberadaanku disini?’ begitu katanya.. Aku hanya bisa menjawab kalau sifatmu memang seperti itu.. Diantara kita ber-10, hanya kau yang tidak pernah bersikap baik padanya.. Sebenarnya gadis itu memikirkanmu, apalagi semenjak tau kau berubah ketika yabu diasingkan.. Dia merasa kalau kau sangat membencinya karena dia merupakan orang yang sedarah dengan laki2 yang membuat Yabu diasingkan..” kata inoo..

“Bohong.. Mana mungkin gadis itu bisa berpikir seperti itu.. ” katanya yang masih meragukan perkataan inoo.. “DUK.. kenapa kau masih belim percaya juga.. Kau tau, dia pernah menyelamatkanku sebelumnya.. Waktu itu aku kesakitan di kamar mandi, kalian malah bersantai makan di ruang tengah.. Kau ingat denganku tidak ha??” aku memukulnya dan mencengkran leher bajunya.. “Apa maksudmu??” katanya.. “Aku membutuhkan darah waktu itu, sangat membutuhkannya.. Tapi tiba2 Miyuki masuk ke kamar mandi. Dia mengerti apa mauku, jadi dia menyerahkan lehernya untuk aku gigit.. Padalah sebelumnya aku sudah melakukan itu padanya. Tapi dia tetap bersikeras menyuruhku..” kataku hampir menangis.. “Yabu.. Kenapa kau sampai seperti ini terhadap gadis itu?? Apa perasaanmu padanya lebih besar daripada yang ku ketahui??” tanyanya.. “Aku sangat menyukai Miyuki melebihi apapun. Ini untuk pertama kalinya ada seseorang yang samapi seperti itu mengorbankan dirinya untuk orang lain.. Aku sangat menyukainya..” air mataku keluar.. Seperti perempuan aku ini..

“Baiklah, aku bantu kau.. Aku ingat ada sebuah jalan di bukit sebelah sana.. Kita lewat sana saja ” katanya.. “Eh?” serentak aku berhenti menangis.. “Menapa jawabanmu hanya ‘Eh?’ saja.. Ayo perintah kami untuk bergerak..” katanya menyuruhku..

“Un~,. Semua ayo kita berangkat selamatkan Miyuki ‘Tunanganku’. Petunjuk jalan ku serahkan pada hika” kataku.. “Baik” semua serempak menjawab..
Kami bergegas menuju tempat itu.. setelah melewati perbatasan, kami langsung menuju pusat gedung, dimana ayah berada. Aku sudah tau benar tempat ini, jadi dengan mudah  kami bisa masuk. Akhirnya  kami tiba di depan pintu besar ruangan Ayah..

“Ini aneh.. Mana mungkin tempat ini tidak ada yang menjaga.. ” kataku.. “Apa mungkin ini jebakan.??” HIka menambah.. “Kalau sampai seperti itu, kalian bersembunyi saja.. Biar aku saja yang masuk.. ini untuk berjaga-jaga saja..” kataku.. “Tidak, aku ikut..” kata inoo.. “kami juga” disusul dengan yang lainnya..

“Ini kan misi kita bersama untuk menyelamatkan ‘Tunanganmu’” kata hika.. “Kalian…… Kalau begitu, ayo masuk bersama-sama..” aku bersemangat karena dukungan dari sahabta2ku..

Kubuka pintu.. disana ku lihat ayah yang sedang berbaring. Selain itu kakak, ibu, dan prajurit vampire pun ada disana.. Tapi aku tidak melihat Miyuki ada dimana.. Aku kira ini jebakan, tapi tak satupun para prajurit menyerang kami.. Aku heran dan..

“Mana Miyuki???” kataku sedikit berteriak.. “Yabu…” kata seorang perempuan menghampiriku dan memelukku.. Dia adalah ibuku.. “Mana miyuki” aku mengulang kembali perkataanku dengan agak berteriak..

“Gadis itu telah menolongku..” kata seorang laki2 yang terlihat sadarkan diri. Dia adalah ayahku..”Apa maksudmu??” kataku mendekatinya.. “Gadis itu menolong ayahmu ini.. Darah gadis itu membersihkan racun yang menyebar di tubuh ayah akibat tusukan pisau itu..” katanya pelan.. “Apa?? Kenapa kau lakukan ini ha??” aku mencengkram leher bajunya.. Seolah olah aku tidak memperdulikan kalau dia ini adalah Ayahku sendiri..

“Apa yang kau lakukan..” Jin memukulku.. hingga aku terjatuh ke lantai.. “Dasar licik kau..” kataku kesal.. “Hei, jangan naik darah dulu kau.. Bukan Ayah yang melakukannya.. Dia sendiri yang melakukannya. Dia melakukan trade dengan ayah. Kalau kau bisa kembali kesini, dia akan menyerahkan darahnya untuk menyelamatkan Ayah” katanya jelas..

“Tidak mungkin dia melakukan itu, kalau sebelumnya kau tidak mengatakan sesuatu kepadanya.. Kau licik..”aku semakin marah dengannya.. “Kalau tidak seperti itu, buat apa aku menmbawanya kemari.. Kau yang bodoh.. Seharusnya kau berterima kasih padaku, karna dengan begini kau sudah tidak diasingkan lagi..” dia meneriakiku.. “Aku tidak perduli dengan itu.. Sekali diasingkan aku akan tetap jadi orang yang terasingkan.. Kau tau itu??” Balik meneriaki..

“Kenapa kau berani bersikap seperti ini kepada keluargamu.. Memangnya apa sih bagusnya gadis itu??” lagi2 kejadian yang sama seperti hika tadi.. “Karena dia lebih berharga dari apapun, Aku menyukainya.. PAHAM..” aku berteriak hampir memenuhi ruangan..

0 comments:

Post a Comment